February 27, 2013

"Nanti, kalau sudah besar mau jadi apa?"
Ya, pertanyaan yang dulu kayanya sepele. Pertanyaan buat anak TK. Gampang. Enteng. Liat nanti aja.
Tapi sekarang, pertanyaan itu menjadi satu pertanyaan yang susah banget dicari jawabannya. Sama sekali nggak sepele, nggak enteng. Nggak bisa liat nanti aja. Karena "nanti aja" yang dulu kita jawab itu sudah menjelma menjadi "sekarang". Dulu tuh ya, kayanya masih lamaaaaaaaaaaaaaaa banget buat "harus banget sekarang mikirin jawabannya". Kalau sudah besar? The main problem is I'm now "sudah besar" and I should've known the answer. 

Dulu, pilihan jawaban itu mungkin cuma 3; kalo enggak dokter, guru, ya pilot. Tapi sekarang, there are so many choices and I really don't know what I really want. How could I? Takut nggak bisa, takut salah, takut, takut, dan takut. Pilihan dan kesempatan memang membentang luas didepan kayak lapangan Sempur, tapi kalau salah langkah gimana? Nginjek batu, kesandung, kena becekan terus kotor, belom lagi kalo nginjeknya nginjek granat terus meledak dan hilang dari perdaban bumi tanpa membawa cukup amal. Ok random. Because there's no undo button in our life, choose and take the risk. Alamak.

0 comments:

Post a Comment